BerandaADVERTORIALKande-Kandea Tolandana: Tradisi Adat Buton Tengah yang Menghidupkan Kembali Semangat Gotong Royong

Kande-Kandea Tolandana: Tradisi Adat Buton Tengah yang Menghidupkan Kembali Semangat Gotong Royong

- Advertisement -

SINARPERBATASAN.COM, BUTON TENGAH — Kande-Kandea Tolandana adalah sebuah tradisi penyambutan tamu yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Buton Tengah sejak zaman nenek moyang. Dengan nuansa adat yang kental dan penuh makna, prosesi ini tidak hanya menyuguhkan ritual penyambutan tamu, tetapi juga sarat dengan simbolik sosial, kebersamaan, dan penghormatan terhadap tamu yang datang. Senin, (14/04/2025).

Menurut sejarahnya, Kande-Kandea Tolandana dimulai sebagai sebuah bentuk sambutan bagi tamu penting dalam masyarakat Buton yang datang ke desa. Kata “Kande” sendiri berasal dari bahasa Buton yang berarti “hidangan” atau “santapan,” sementara “Kande-Kandea” merujuk pada rangkaian hidangan yang disiapkan dengan penuh kebanggaan. Tradisi ini memiliki makna mendalam dalam menguatkan hubungan antara sesama masyarakat serta menunjukkan keramahan dan kehangatan orang Buton kepada siapa saja yang datang ke daerah mereka.

Camat Sangia Wambulu, Yusni, menjelaskan bahwa prosesi Kande-Kandea Tolandana ini merupakan sebuah simbol dari nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur. “Ini bukan sekadar tradisi, tetapi juga cara kita mengikat tali persaudaraan dengan sesama. Setiap hidangan yang disajikan dalam prosesi Kande-Kandea memiliki makna tertentu yang mengajarkan kita tentang kebersamaan dan saling menghormati,” ujar Yusni.

Acara ini dimulai dengan prosesi penyambutan oleh sekelompok ibu-ibu yang mengenakan pakaian adat lengkap, dengan membawa hidangan khas seperti sinonggi (penganan berbahan dasar sagu), onde-onde Buton, cucuru, serta minuman khas seperti saraba (minuman jahe). Setiap hidangan yang disajikan tidak hanya untuk disantap, tetapi juga memiliki makna dalam mengungkapkan rasa syukur dan persaudaraan.

Baharudin, Ketua Panitia Pelaksana Kande-Kandea Tolandana, mengungkapkan bahwa prosesi ini merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan nilai budaya Buton Tengah kepada masyarakat luas, baik lokal maupun pengunjung dari luar daerah. “Kande-Kandea Tolandana bukan hanya untuk mengenalkan budaya kita, tetapi juga menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan leluhur yang harus terus dilestarikan oleh generasi muda. Di setiap prosesi ini, kita melibatkan semua lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,” ujarnya.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Tidak hanya sebagai ajang penyambutan, Kande-Kandea Tolandana juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarwarga melalui gotong royong. Setiap anggota masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, terlibat dalam persiapan acara, mulai dari menyiapkan makanan, mendekorasi tempat, hingga merancang susunan acara. Tradisi ini mengajarkan pentingnya kebersamaan dalam menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat bagi semua.

Kepala Dinas Pariwisata Buton Tengah, Irwan Seni Rajab, menambahkan bahwa tradisi ini juga memiliki potensi besar untuk dijadikan daya tarik wisata budaya. “Kande-Kandea Tolandana adalah tradisi yang sangat kaya dengan nilai-nilai budaya. Kami berharap melalui acara ini, masyarakat Buton Tengah bisa semakin menyadari betapa berharganya warisan budaya yang mereka miliki. Ini adalah kekuatan yang bisa memajukan pariwisata daerah jika kita kelola dengan baik,” ujar Irwan.

Tak hanya sebagai warisan budaya, Kande-Kandea Tolandana juga memberikan dampak positif bagi perkembangan pariwisata di Buton Tengah. Dengan melibatkan masyarakat lokal dalam setiap tahapan acara, tradisi ini turut mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, khususnya di sektor kuliner dan kerajinan tangan.

Prosesi Kande-Kandea Tolandana ini diakhiri dengan pertunjukan tarian tradisional dan musik gambus, yang menambah keindahan suasana dan memberikan pengalaman mendalam bagi setiap orang yang hadir. Ini adalah cara masyarakat Buton Tengah untuk mengingatkan diri mereka sendiri tentang kekuatan tradisi dan kebersamaan yang telah mereka jaga selama berabad-abad.

Dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat, Kande-Kandea Tolandana diharapkan dapat terus hidup dan berkembang, menjadi bagian integral dari budaya Buton Tengah yang tidak hanya dipertontonkan, tetapi juga dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai simbol keramahtamahan, acara ini memiliki potensi untuk lebih dikenal di kancah pariwisata dan budaya nasional.

Reporter: Sadly

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Google search engine


Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82

Dilindungi Hak Cipta!!