Natuna, SinarPerbatasan.com – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Natuna kembali menegaskan posisinya sebagai ruang dialektika pemikiran dan pembentuk kesadaran kolektif pemuda melalui diskusi bedah buku bertajuk “Gerakan-Gerakan Sosial Politik dalam Tinjauan Ideologis”, mengambil referensi utama dari buku “Ideologi Gerakan Pasca-Reformasi” karya As’ad Said Ali.
Kegiatan diskusi bedah buku tersebut akan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 21 Juni 2025 mendatang. Bertempat di Perpustakaan H. Idrus M. Tahar, Jl. Sihotang, Ranai Kota, dengan menghadirkan sejumlah narasumber lintas latar belakang diantaranya, H. Kartubi, S.E., M.E.I, Dosen dan Akademisi Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna, H. Erson Gempa Afriandi, S.Sos., M.A, Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Natuna, Billy Sutanto, S.Sos., Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan Amran Pemimpin Redaksi Koran Perbatasan.
Ketua Umum HMI Cabang Natuna, Aprianti, mengungkapkan diskusi ini tidak hanya mengulas ulang peta ideologi gerakan sosial pasca 1998, tetapi juga menjadi medium reflektif bagi generasi muda Natuna untuk membaca dinamika pergerakan, perubahan arah perjuangan, hingga infiltrasi kepentingan politik dalam organisasi masyarakat sipil.
“Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas intelektual, melainkan bagian dari upaya membumikan kembali peran mahasiswa dalam mengawal cita-cita reformasi yang kian cair dan terfragmentasi oleh kepentingan pragmatis,” ungkap Aprianti saat di wawancarai di kantor koranperbatasan.com, Selasa, 17 Juni 2025.
Aprianti menerangkan bahwa tujuan dari kegiatan diskusi dan bedah buku ini adalah untuk mempertajam pemahaman terhadap pengetahuan genarasi muda, bagaimana ideologi telah mempengaruhi arah dan watak gerakan sosial di Indonesia dari yang awalnya bersifat resistensi menuju gerakan yang terjebak dalam logika institusionalisasi dan elite capture.
“Kegiatan ini merupakan penanda bahwa HMI tidak hanya hidup dalam sejarah, tapi berusaha menyalakan ulang bara kritisisme, dalam konteks lokal dan nasional. Sejauh mana mahasiswa sanggup membedakan antara gerakan yang membebaskan dan gerakan yang dikendalikan,” jelas Aprianti.
Acara ini juga dirangkaikan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Dinas Perpustakaan Daerah dan Kearsipan Kabupaten Natuna dengan HMI Cabang Natuna.
Kerja sama ini menjadi tonggak baru kolaborasi strategis antara pemerintah daerah dan organisasi kemahasiswaan dalam penguatan literasi dan budaya baca di kalangan pemuda. (Red)