BerandaDaerahSentosa Sembiring : Di Balik Setir, Ada Cinta yang Tak Pernah Patah

Sentosa Sembiring : Di Balik Setir, Ada Cinta yang Tak Pernah Patah

- Advertisement -

Medan, SinarPerbatasan.com – Tepat pada 18 Juni 2025 di sudut-sudut jalanan Kota Medan yang berdebu dan riuh oleh suara klakson, terselip potret kehidupan yang tak terdengar di antara gegap gempita pembangunan kota.

Sosok itu adalah Sentosa Sembiring (53), seorang sopir angkot jurusan Medan Tuntungan, yang setiap hari menghabiskan waktu dari pagi hingga malam demi satu hal: menghidupi dan menjaga mimpi anak-anaknya.

Berpijak pada pendekatan human interest, kisah Sentosa menyimpan esensi perjuangan kelas pekerja urban yang kerap tak tersorot kamera media. Ia bukan tokoh besar, bukan pemilik perusahaan, melainkan tulang punggung keluarga yang memilih bertahan ketika roda kehidupan tak lagi berpihak.

Sebelum mengemudikan angkot No. 110 selama dua tahun terakhir, Sentosa adalah pedagang jagung keliling antar pasar. Namun, realitas ekonomi yang kian kompetitif, ditambah bergesernya pola konsumsi masyarakat, membuat usahanya meredup. “Saat itu rasanya seperti dihantam ombak besar,” kenangnya lirih. Dari titik nadir itu, ia beralih menjadi sopir harian, menyewa angkot dan menyetorkan Rp250 ribu per hari kepada pemilik kendaraan, terlepas dari berapa rupiah yang ia bawa pulang.

Dengan pendapatan yang tak pasti kadang hanya cukup untuk makan, kadang malah nombok Sentosa menunjukkan bentuk ketangguhan (resiliensi) yang jarang dipahami secara sosiologis. Ia tetap memilih jalan terjal itu demi empat anak dan tiga cucu yang menjadi matahari dalam hidupnya. Dua anak perempuannya telah lulus kuliah dari Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Medan; salah satunya kini bekerja di Bank Permata, sementara lainnya telah berkeluarga.

Anak ketiganya memilih berdagang di Pekanbaru, keputusan yang ia hormati selama anaknya tetap bertanggung jawab. Anak bungsu, baru menamatkan SMA, kini banyak membantu di rumah. “Kalau anak masih mau sekolah, akan saya usahakan. Tapi kalau sudah punya pilihan, saya harus legowo,” ucapnya dengan nada yang menyiratkan kepasrahan yang luhur.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Cinta Sentosa terhadap keluarganya tidak ditunjukkan dengan kemewahan, tetapi dengan kerja keras dan ketulusan yang nyaris heroik. Di balik kemudi, ia menyimpan kelelahan, tetapi juga menyelipkan doa. Meski penghasilan tidak menentu dan kehidupan penuh ketidakpastian, ia masih sempat menyisihkan uang jajan untuk cucunya. “Namanya juga kakek, masa nggak pengen kasih jajan cucunya?” katanya sembari tersenyum.

Dari rumah kontrakan sederhana di pinggiran Medan, cinta dan kesederhanaan tumbuh dalam diam. Sang istri menjadi saksi perjalanan panjang kehidupan mereka: dari pasar ke jalanan, dari jagung ke angkot. Di sanalah letak makna kehidupan sesungguhnya bahwa kemuliaan tak selalu datang dari panggung megah, melainkan dari kesunyian seorang ayah yang diam-diam mengukir masa depan anak-anaknya.

Dalam konteks jurnalisme feature, kisah ini menyorot bagaimana keberanian hidup di tengah keterbatasan adalah narasi penting yang patut diangkat ke ruang publik. Kisah Sentosa menjadi bukti bahwa kota ini tak hanya dibangun oleh gedung dan jalan, tetapi juga oleh manusia-manusia yang mengisi ruang-ruang kecil kehidupan dengan dedikasi yang luar biasa.

Kini, di usia senja, Sentosa masih melajukan angkotnya. Tak cepat, tapi pasti. Karena dalam setiap roda yang berputar, ia bisikkan doa yang sama: agar anak-anaknya tak perlu berjuang sekeras dirinya.

“Cukuplah saya yang hitam karena matahari. Biar anak-anak saya tumbuh dengan cahaya masa depan,” katanya menatap langit sore, dengan mata penuh harap.

Penulis: Hotmayjar Ardila Dalimunthe

Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

NIM: 0603221023

No HP: 081265196314
Gmail: hotmayjarardila737571@gmail.com

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82

Dilindungi Hak Cipta!!