Natuna, SinarPerbatasan.com – Pada hari Kamis, 28 Maret 2019 menjadi momen bersejarah bagi Kabupaten Natuna. Sebab, Pemerintah daerah setempat menerima bantuan dari Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melalui program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) atau Corporate Social Responsibility (CSR).
Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk pembangunan taman bermain dan fasilitas olahraga di kawasan Pantai Piwang, Kelurahan Ranai, Kecamatan Bunguran Timur, yang merupakan pusat ibu kota Kabupaten Natuna. Kehadiran fasilitas baru ini diharapkan dapat menjadi ruang publik yang memperindah kawasan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat.
Kehadiran taman bermain anak dan fasilitas olahraga di kawasan Pantai Piwang, hasil kolaborasi SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), membawa warna baru bagi wajah Kota Ranai, Kabupaten Natuna. Tak sekadar memperindah ruang terbuka hijau dan menjadi destinasi rekreasi keluarga, taman ini juga menumbuhkan efek berganda (multiplier effect) yang signifikan terhadap perekonomian masyarakat di wilayah perbatasan paling utara Indonesia tersebut.

Aktivitas wisata yang meningkat turut menggairahkan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di sekitar lokasi, menciptakan peluang usaha baru, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan warga. Kini, Pantai Piwang bukan hanya menjadi tempat bersantai, tetapi juga simbol sinergi antara Pemerintah, Industri Hulu Migas, dan Masyarakat dalam membangun Daerah.
Zaki Husairi (31) adalah satu dari puluhan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang tumbuh berkat hadirnya taman terbuka hijau Pantai Piwang, Natuna. Kawasan yang dibangun secara gotong royong antara Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna dan Industri Hulu Migas di wilayah Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) itu, kini menjadi magnet baru bagi masyarakat. Dari tempat yang dulu hanya hamparan pesisir, kini menjelma menjadi pusat ekonomi kreatif dan destinasi wisata yang menghidupkan semangat wirausaha lokal.
Zaki, bersama pelaku UMKM lainnya, memanfaatkan peluang ini untuk mengembangkan usahanya, menjadikan Pantai Piwang bukan sekedar ruang rekreasi, tetapi juga ruang tumbuh bagi ekonomi rakyat di Bumi laut Sakti Rantau Bertuah.

“Alhamdulillah, sejak berjualan di Pantai Piwang ini selama kurang lebih tiga tahun, ekonomi saya bersama pelaku UMKM lain agak membaik. Untuk Saya pribadi, Alhamdulillah sekarang sudah bisa bangun rumah,” ujar Zaki, ketika ditemui awak media sinarperbatasan.com pada Sabtu (18/10/2025) malam, di Pantai Piwang tempat ia membuka lapak.
Sebelumnya, sambung Zaki Husairi, ia hanya berjualan sosis dan pentol ikan dengan cara berkeliling dari kampung ke kampung di wilayah Kecamatan Bunguran Selatan. Setiap hari, ia harus menempuh jarak yang cukup jauh demi mencari pembeli, sambil menanggung biaya bahan bakar yang kian mahal.
“Dulu saya harus mutar-mutar bawa gerobak motor, kadang hasilnya tidak seberapa karena uang habis buat bensin,” kenangnya.

Namun, sejak dibukanya kesempatan bagi pelaku UMKM untuk membuka lapak di Taman Pantai Piwang, nasib Zaki mulai berubah. Kini ia tak perlu lagi berkeliling. Dengan lapak sederhana yang berdiri di tepi taman, Zaki dapat menjajakan dagangannya kepada para pengunjung yang datang menikmati suasana pantai.
“Alhamdulillah, sekarang pembeli ramai setiap sore dan malam. Penghasilan lebih stabil, dan saya bisa pulang lebih cepat untuk kumpul dengan keluarga,” ujarnya dengan senyum puas.
Kisah Zaki menjadi contoh nyata bagaimana kehadiran taman terbuka hijau hasil kolaborasi Pemerintah Daerah Natuna dan SKK Migas bersama KKKS wilayah Sumbagut tidak hanya mempercantik kota, tetapi juga membuka peluang hidup baru bagi masyarakat kecil.
Zaki menuturkan, setiap sore hingga malam hari, Taman Terbuka Hijau Pantai Piwang selalu dipadati pengunjung. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, semuanya tampak menikmati suasana alun-alun Kota Ranai yang kini menjadi pusat keramaian baru di jantung Kabupaten Natuna. Anak-anak berlarian riang di area bermain yang dibangun oleh SKK Migas, sementara para orang tua memanfaatkan waktu dengan berolahraga, berjalan santai, atau sekedar duduk menikmati semilir angin laut di bawah rindangnya pohon cemara yang berbaris rapi di tepi taman.

“Ramainya warga yang datang ke taman membuat penjualan di lapak kami meningkat drastis,” ujar Zaki dengan wajah sumringah. “Anak-anak suka bermain di sekitar Tugu Migas, sementara orang tuanya ada yang jogging, ada juga yang bersantai sambil menikmati jajanan. Kalau hari libur, seperti Minggu atau tanggal merah, suasananya luar biasa ramai, kadang sampai kami kewalahan melayani pembeli,” tambahnya sambil tersenyum bahagia.
Bagi Zaki dan pelaku UMKM lainnya, taman ini bukan sekedar tempat berdagang, melainkan sumber harapan baru. Setiap kunjungan warga membawa rezeki, setiap tawa anak-anak menghadirkan semangat. Kehadiran taman Pantai Piwang benar-benar menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara pemerintah, SKK Migas, dan KKKS dapat melahirkan manfaat langsung bagi masyarakat di ujung utara NKRI.
Terpisah, Ana Asmara (33), seorang ibu rumah tangga warga Ranai, mengaku hampir setiap sore dan malam hari selalu meluangkan waktu untuk membawa kedua buah hatinya berekreasi di Taman Terbuka Hijau Pantai Piwang. Baginya, taman yang dibangun hasil kolaborasi Pemerintah Daerah Natuna bersama SKK Migas dan KKKS wilayah Sumbagut itu menjadi ruang publik yang ramah anak sekaligus tempat berkumpul keluarga setelah seharian beraktivitas.
“Anak saya yang satu masih berumur tiga tahun, tapi kalau main di sini saya tidak khawatir, karena fasilitasnya aman dan nyaman untuk anak-anak,” tutur Ana sambil tersenyum. “Kita juga bisa mengawasi mereka sambil bersantai, bahkan sesekali ikut mencoba fasilitas olahraga yang ada di taman. Jadi bukan cuma anak-anak yang senang, orang tuanya pun ikut bahagia,” imbuhnya.

Ana menambahkan, keberadaan taman Pantai Piwang kini telah menjadi tempat favorit keluarga Natuna untuk melepas penat, menikmati angin laut, dan mempererat kebersamaan. Suasana yang bersih, aman, dan penuh tawa anak-anak membuat taman ini tidak hanya menjadi ikon kota, tetapi juga simbol kehidupan sosial yang lebih hangat dan harmonis di daerah berjuluk Mutiara di Ujung Utara Indonesia.
Ini membuktikan, jika kehadiran Industri Hulu Migas bagi Indonesia bukan sekedar soal menjaga ketahanan energi nasional, tetapi juga menjadi wujud nyata upaya menciptakan masyarakat yang damai, tenteram, bahagia, dan sejahtera. Dampak berganda yang ditimbulkan, atau multiplier effect, mampu meningkatkan perekonomian rakyat sekaligus mempererat keharmonisan antarberagam suku, budaya, dan agama.
Kabupaten Natuna, yang dikenal sebagai miniatur Indonesia karena keberagaman masyarakatnya, menjadi bukti nyata hal ini. Warga dari berbagai latar belakang kerap berkumpul, bersilaturahmi, dan berbagi kegembiraan di Taman Terbuka Hijau Pantai Piwang, yang dibangun melalui kolaborasi antara Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna, SKK Migas, dan KKKS wilayah Sumbagut.
Keberadaan taman ini bukan hanya mempercantik kota atau menjadi ruang rekreasi bagi masyarakat, tetapi juga mewujudkan keseimbangan antara pembangunan ekonomi, sosial, dan budaya. Dari sini, terlihat bahwa investasi di sektor Migas dapat membawa manfaat langsung bagi rakyat, menjadikan industri ini bukan sekedar penghasil energi, tetapi juga Pilar Pembangunan Masyarakat yang Inklusif, Harmonis, dan Berkelanjutan. (Erwin Prasetio)















