BerandaDaerahDibalik Bau Sampah, Ada Harum Perjuangan Pak Anto, Berikut Kisahnya !! 

Dibalik Bau Sampah, Ada Harum Perjuangan Pak Anto, Berikut Kisahnya !! 

- Advertisement -

Medan, SinarPerbatasan.com – Di tengah hiruk pikuk kota yang tak pernah sepi, terdapat sosok yang sering terlupakan, mereka bukanlah tokoh-tokoh besar yang terkenal, namun peran mereka sangat penting dalam menjaga kebersihan kota.

Salah satunya adalah Pak Anto (38) yang telah bertahun-tahun mencari nafkah dari mengumpulkan sampah. Sebagai rutinitas harian, Pak Anto tiap harinya menyusuri jalanan dan gang-gang kecil, bahkan terkadang di tempat pembuangan sampah dengan membawa karung besar untuk mengumpulkan botol plastik dan barang-barang bekas yang masih bisa dijual kembali, bau sampah yang menyengat bukan lagi sesuatu hal yang mengganggunya.

“Ya siapa coba yang tahan sama baunya, awal-awal bapak juga sering merasa mual karena kebauan, tapi lama-lama ya bapak anggap lah ini bagian dari perjuangan bapak”, ujarnya sambil tersenyum.

Baginya, mengais rezeki dari tumpukan sampah bukanlah hal yang buruk, Dari sinilah ia bisa memberi makan dan menyekolahkan anak-anaknya, meski dengan biaya yang pas- pasan.

Pekerjaan seperti yang dilakukan Pak Anto kerap dipandang sebelah mata. Tak jarang, ia mendapat tatapan sinis dari orang-orang di jalan. Ada yang menutup hidung, ada pula yang sengaja menjauh.

“Memang ada rasa sedih, tapi apa boleh bapak buat? orang lain mana ngerti rasanya hidup kayak bapak gini,” ujarnya.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Walaupun begitu, Pak Anto memilih untuk tidak memperdulikan pandangan negatif orang lain. Baginya, yang paling penting adalah ia bisa menafkahi keluarganya dengan pekerjaan yang halal.

Disaat orang-orang beristirahat, Pak Anto masih harus mengortir hasil pungutannya, memilah- milah dan nyusunnya dengan rapi. Pendapatan pak Anto sekitar Rp 200.000 per Minggu ini pun jika sortirannya banyak.

Sering kali, ketika penghasilannya tidak mencukupi, mereka harus menahan lapar dengan berpuasa. “Bapak sudah biasa makan sekali sehari bahkan ndak makan ya ngak masalah, yang penting anak-anak bisa makan walaupun seadanya” ujarnya sambil tersenyum tipis.

Kita mungkin memandang sampah sebagai sesuatu yang tak berguna, tetapi bagi sebagian orang seperti Pak Anto itu adalah tumpuan hidup. Kehidupan keras para pemulung, yang setiap hari bergelut dengan sisa-sisa buangan, seringkali luput dari perhatian kita.

Kehidupan mereka mungkin dikelilingi oleh sampah, tetapi harapan mereka tidak pernah pudar. Di tengah tumpukan barang-barang bekas, mereka terus berdoa. Dan di balik segala kesulitan yang mereka hadapi, ada perjuangan yang seharusnya kita hargai dan hormati. (Abd Halim)

Oleh : Ghefira Nur Az-Zahra

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Google search engine


Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82

Dilindungi Hak Cipta!!