Anambas, SinarPerbatasan.com – Pada Sabtu pagi (30/8/2025), suasana aula tempat pelatihan di Kabupaten Kepulauan Anambas tampak berbeda. Puluhan jurnalis lokal duduk berjejer, sebagian sibuk memegang gawai, sebagian lain menajamkan telinga mendengarkan pemateri dari Tempo Institute. Mereka bukan sedang menulis berita biasa, melainkan belajar bagaimana meramu cerita dengan cara baru: mobile journalism atau yang akrab disebut MoJo.
Pelatihan ini digagas oleh SKK Migas Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama sejumlah Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Kepulauan Riau. Mengangkat tema “Sinergi Industri Hulu Migas Bersama Insan Media di Era Jurnalisme Digital”, kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa industri hulu migas tak hanya mengurus energi, tetapi juga ikut mendorong lahirnya jurnalisme yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Kami berharap para jurnalis semakin diperkaya dengan keterampilan baru dalam mengolah informasi secara cepat, akurat, dan berimbang,” ujar Yanin Kholison, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut. Ia menilai, kemampuan tersebut akan memperkuat peran media sekaligus mendukung upaya menjaga ketahanan energi nasional.
Bagi para peserta, pelatihan ini terasa segar. Andri Kristianto, Community Investment Manager Harbour Energy, menyebutkan bahwa potensi Anambas sangat besar untuk dipromosikan ke tingkat nasional bahkan internasional. “Dengan memanfaatkan teknologi sederhana melalui gawai, karya jurnalis daerah bisa menjangkau audiens lebih luas dan memberi dampak positif bagi masyarakat,” katanya.
Senada dengan itu, Kemal A. Massi, Manager Field Relations & Community Enhancement Medco E&P Natuna, menekankan pentingnya peran media dalam menyampaikan informasi. “Kami berharap melalui pelatihan ini lahir karya jurnalistik yang kreatif, konstruktif, dan edukatif,” ucapnya.
Pelatihan ini tidak berdiri sendiri. Ada dukungan penuh dari KKKS yang selama ini beroperasi di wilayah Kepulauan Riau, mulai dari Medco E&P Natuna Ltd., Harbour Energy Indonesia, Star Energy (Kakap) Ltd., KUFPEC Indonesia (Anambas) B.V., West Natuna Exploration Ltd., Prima Energy Northwest Natuna Pte Ltd, hingga Pertamina East Natuna.
Sehari penuh, para jurnalis Anambas ditempa dengan praktik langsung membuat liputan menggunakan kamera ponsel. Dari teknik pengambilan gambar, penyusunan naskah singkat, hingga penyuntingan sederhana. Hasilnya? Beberapa video pendek informatif langsung jadi dan ditonton bersama di akhir sesi.
Bagi sebagian peserta, pengalaman ini bukan sekadar pelatihan, melainkan langkah baru dalam perjalanan mereka sebagai penjaga informasi. Di tengah keterbatasan akses dan geografis Anambas yang terpencil, kemampuan mobile journalism menjadi senjata ampuh untuk menyuarakan potensi daerah ke dunia luar.
Pelatihan ditutup dengan senyum dan semangat baru. Para jurnalis pulang dengan bekal keterampilan, sekaligus rasa percaya diri bahwa dari sebuah gawai sederhana, mereka bisa menghasilkan karya yang kuat, inspiratif, dan berdampak. (Thony)
