BerandaDaerahTransformasi Gerakan: Strategi IPA Menjadi Wadah Intelektual, Kompetitif di Era Disrupsi

Transformasi Gerakan: Strategi IPA Menjadi Wadah Intelektual, Kompetitif di Era Disrupsi

- Advertisement -

Oleh : Rasyid Siddiq S.H.,CDRA

SinarPerbatasan – Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) yang lahir pada 30 November 1953, Depalan (8) tahun pasca kemerdekaan bangsa Indonesia organisasi ini lahir, organisasi pelajar islam yang tidak lagi muda, banyak historis perjuangan para pelajar masa itu.

Dewasa ini, perjuangan IPA mestinya berperan penting dalam membentuk generasi pelajar Islam yang unggul secara intelektual, adaptif terhadap tantangan zaman, dan berkarakter sosial tinggi.

Perkembangan teknologi, arus globalisasi, dan perubahan sosial yang cepat telah membawa pelajar pada tantangan multidimensi. Pelajar tidak hanya dituntut menguasai pengetahuan akademis, tetapi juga memiliki daya saing global, integritas moral, dan kepedulian sosial.

Dalam hal ini, Ikatan Pelajar Al Washliyah (IPA) sebagai organisasi pelajar Islam yang lahir dari rahim perjuangan umat, memiliki misi strategis untuk membentuk pelajar berakidah kuat, berintelektual tinggi, dan berjiwa sosial.

Seyogya nya IPA harus mampu menjadi garda terdepan pelajar Islam berarti mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kompetensi abad 21, termasuk kemampuan berpikir kritis, kolaborasi, literasi teknologi, dan empati sosial.

Dalam menjawab tantangan zaman, tentu ada beberapa langkah yang bisa dilakukan diantaranya :

1. Peningkatan Intelektualitas dan Keilmuan

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

IPA perlu mendorong budaya literasi, riset, dan diskusi ilmiah di kalangan kader. Program seperti Rumah Intelektual Pelajar Al Washliyah dapat menjadi pusat kajian dan pengembangan diri pelajar.

2. Penumbuhan Jiwa Kepemimpinan

Melalui pelatihan kepemimpinan, kader IPA dilatih untuk memimpin dengan amanah, mampu mengambil keputusan strategis, dan memiliki kemampuan komunikasi publik yang baik.

3. Penguatan Peran Sosial

Pelajar dilatih untuk menjadi agen perubahan sosial melalui kegiatan bakti sosial, advokasi kebijakan pendidikan, dan pemberdayaan masyarakat berbasis masjid dan sekolah.

4. Advokasi Kebijakan Pro-Pelajar

IPA perlu menjadi mitra kritis sekaligus konstruktif bagi pemerintah dan lembaga pendidikan untuk memastikan kebijakan berpihak pada kepentingan pelajar.

5. Sinergi dan Jaringan Strategis

Kerja sama dengan organisasi pelajar lain, lembaga pendidikan, dan sektor swasta menjadi modal penting dalam memperluas pengaruh dan memperkuat kapasitas organisasi.

Diakhir tulisan ini saya menegaskan bahwa sangat diperlukannya strategi yang sistematis, berbasis nilai, dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Konsistensi pada gerakan, inovasi program, serta keteguhan akidah menjadi kunci utama keberhasilan.

Dirgahayu ke 80 Negara Republik Indonesia..!! Merdeka 🇲🇨

Nashrumminallahi Wafathunqorib, Wabasysyiril mukminin.

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82

Dilindungi Hak Cipta!!