BerandaSULAWESIButon TengahDASHAT Menyebar di 28 Desa, Menjadikan Dapur Sebagai Ruang Belajar

DASHAT Menyebar di 28 Desa, Menjadikan Dapur Sebagai Ruang Belajar

- Advertisement -

SINARPERBATASAN.COM, BUTON TENGAH — Di banyak sudut kampung di Buton Tengah, dapur-dapur kecil kini tak lagi hanya tempat memasak. Selasa, (11/10/2025).

Ia berubah menjadi ruang belajar, tempat para ibu bertukar cerita tentang gizi, tumbuh kembang anak, dan bagaimana mengubah bahan sederhana menjadi sajian sehat.

Itulah wajah baru yang dibangun melalui program Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) — gerakan yang kini telah menjangkau 28 desa di tujuh kecamatan.

Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P2KB) Kabupaten Buton Tengah, pembekalan dan pelaksanaan kegiatan DASHAT terus bergerak. Dari Mawasangka hingga Gu, dari Lakudo sampai Talaga Raya, kader-kader lokal dilatih menjadi penggerak perubahan di lingkungannya masing-masing.

Hingga Agustus 2025, tercatat 18 desa atau 51 persen dari total lokus kegiatan ini yang sudah terealisasi.

Di setiap pelaksanaan kegiatan itu, vibes dan suasananya sederhana namun hangat. Balai desa disulap jadi dapur bersama; meja-meja penuh bahan pangan lokal — ubi, kelor, ikan, tempe, pisang.

https://www.sinarperbatasan.com/wp-content/uploads/2024/03/WhatsApp-Image-2024-03-20-at-21.06.11-6.jpeg

Para kader DASHAT bersama ibu-ibu rumah tangga berlatih memasak menu bergizi seimbang, dibimbing oleh Tenaga Gizi dan Ketua TP-PKK Desa yang sebelumnya telah mengikuti pembekalan tingkat kabupaten.

Setiap sesi memasak dianggarkan Rp. 400.000 untuk bahan natura. Hasilnya bukan sekadar makanan siap saji, tapi juga pengetahuan tentang cara menyusun menu keluarga yang bergizi dan aman.

Program ini juga memberi perhatian pada keluarga berisiko stunting — calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, hingga keluarga dengan balita. Mereka diundang langsung ke kegiatan, diberi edukasi gizi, dan bahkan mendapat dukungan transportasi Rp. 50.000 per peserta agar tak ada alasan absen.

Di sela kegiatan, para peserta berbagi kisah. Tentang anak yang mulai doyan makan sayur, tentang kebiasaan lama yang perlahan berubah, atau tentang harapan agar program ini tak berhenti di pelatihan semata.

“Kalau keluarga sudah paham gizi dan mulai memasak dengan bahan lokal yang sehat, di situ sebenarnya stunting mulai kita cegah,” ujar Fahriah Masriful salah satu pendamping kegiatan.

DASHAT kini menjadi ruang perjumpaan baru di berbagai Desa di Buton Tengah. Dari dapur, warga belajar arti kolaborasi dan peduli. Dari panci dan tungku, mereka meracik masa depan yang lebih sehat untuk anak-anak mereka. (Advetorial)

Reporter: Sadly

- Advertisement -
RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisment -
Google search engine

Google search engine

Google search engine

Google search engine

Most Popular

Recent Comments

https://ibb.co/hBb6x82

Dilindungi Hak Cipta!!