Perkuat Identitas Wisata dan Kampanye Konservasi Bawah Laut di Perbatasan NKRI
Natuna, SinarPerbatasan.com – Sebuah tugu bertuliskan “NATUNA” kini berdiri megah di dasar laut perairan Pulau Senua, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau. Tugu ini dibangun oleh dua komunitas penyelam lokal, Natuna Freediving Club (NFC) dan Natuna Dive Center (NDC), sebagai bentuk kecintaan terhadap alam bawah laut sekaligus simbol kebanggaan daerah di pulau terluar Indonesia.
Pendiri NDC, Cherman, mengatakan proses pembangunan tugu dilakukan sejak awal Oktober hingga pertengahan bulan ini. Tahapannya meliputi pembuatan, pemasangan, hingga evaluasi untuk memastikan tugu terpasang dengan baik di dasar laut.
“Pemasangan tugu ini kami lakukan di Pulau Senua karena selain merupakan pulau terluar dan patok batas negara, juga menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Natuna,” jelas Cherman, Kamis (16/10/2025).
Selain sebagai monumen kebanggaan daerah dan ikon wisata selam, pembangunan tugu ini juga menjadi hadiah ulang tahun Kabupaten Natuna ke-26 yang jatuh pada 12 Oktober 2025.
“Kita launching tanggal 12 Oktober kemarin, sebagai hadiah ulang tahun Natuna,” ujarnya.
Tak hanya bernilai simbolik, tugu dasar laut ini juga memiliki misi konservasi lingkungan. Keberadaannya diharapkan menjadi bagian dari kampanye pelestarian ekosistem laut, terutama untuk menjaga terumbu karang dan mencegah praktik illegal fishing.
“Adanya tugu ini jadi penanda bahwa daerah tersebut kami pantau dan rawat. Ini juga bentuk upaya kami melindungi ekosistem laut,” ungkapnya.
Sebelumnya, komunitas ini juga telah membangun taman laut di kawasan yang sama sejak tahun 2018. Mereka rutin melakukan kegiatan penanaman terumbu karang, penetasan telur penyu, hingga pelepasan tukik bekerja sama dengan TNI, Polri, Basarnas, Bakamla, serta pihak swasta.
Tugu yang dibuat secara swadaya oleh anggota komunitas itu terbuat dari semen dengan panjang total sekitar tiga meter, dan tinggi tiap huruf sekitar satu meter dari dasar laut.
“Pendanaannya murni dari kami sendiri. Semua dilakukan gotong royong, dari pembuatan hingga pemasangan,” kata Cherman.
Ia berharap kawasan tersebut nantinya dapat dikembangkan menjadi taman laut berkelanjutan yang dikelola secara profesional untuk kepentingan wisata dan konservasi.
“Sejak diresmikan, sudah beberapa wisatawan datang untuk bersua foto bawah laut di tugu ini. Semoga ke depan bisa menjadi daya tarik wisata baru, seperti patung bawah laut di Gili Trawangan, Lombok,” harapnya.
Cherman juga mendorong pemerintah pusat agar lebih aktif mengelola potensi pulau-pulau terluar, termasuk Pulau Senua, melalui program Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar (PPKT).
“Sayang sekali, banyak pulau terluar kita yang kurang terurus. Harapan kami, lembaga seperti BNPP, KKP, Kemenhan, Kemenpar, dan BRIN bisa ikut berperan aktif,” tegasnya.
Bagi para penyelam dan pencinta laut, tugu bertuliskan “NATUNA” di dasar laut Pulau Senua kini menjadi simbol semangat warga perbatasan dalam menjaga kedaulatan, keindahan, dan kelestarian laut Indonesia. (Erwin)