Natuna, SinarPerbatasan.com – Suasana haru menyelimuti rumah duka almarhum Bapak Kusen di Desa Air Lengit, Kecamatan Bunguran Tengah, Kabupaten Natuna, ketika mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Natuna datang menyerahkan hasil galang dana secara langsung kepada istri almarhum, Ibu Cucu Sumiati, pada Senin (27/10/2025).
Presiden Mahasiswa STAI Natuna, Muhammad Raus, bersama lima rekannya: Sonia, Sella, Susanti, Sarmila, dan Reno Saputra, hadir membawa amanah hasil donasi yang dikumpulkan dari sesama mahasiswa.
Galang dana ini bersifat internal kampus dan dilakukan per kelas, serta turut disebarluaskan melalui poster di media sosial sejak 7 Oktober 2025.
Pengumpulan dana berjalan cepat, namun penyerahan baru dapat dilakukan setelah keluarga almarhum kembali dari Batam. Saat itu, almarhum sedang menjalani pengobatan intensif akibat tumor paru-paru yang semakin parah.
Namun takdir berkata lain, pada 9 Oktober 2025 almarhum menghembuskan napas terakhir. Meskipun berduka, mahasiswa tetap melanjutkan penggalangan dana sebagai bentuk solidaritas hingga keluarga tiba kembali di Natuna.
“Ini adalah amanah dari kawan-kawan mahasiswa. Walaupun tidak banyak, kami berharap bisa meringankan beban ibu,” ujar Muhammad Raus saat menyerahkan donasi.
Air mata tak terbendung dari Ibu Cucu Sumiati. Dengan suara bergetar ia menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam.
“Terima kasih nak… kedatangan kalian menyembuhkan kesedihan ibu. Sejak bapak pergi, ibu tidak memiliki pekerjaan. Harapan ibu, semoga ada perhatian dari pemerintah untuk masyarakat kecil seperti kami,” tuturnya sambil menggendong cucunya.
Dalam kesempatan itu, Raus juga menyampaikan apresiasinya kepada seluruh mahasiswa yang telah berpartisipasi dengan ikhlas.
“Kepedulian ini adalah bukti bahwa mahasiswa tidak hanya hadir untuk belajar di bangku kuliah, tetapi juga menjadi bagian dari masyarakat, merasakan penderitaan rakyat,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah daerah lebih peka terhadap kondisi warga kurang mampu dan dapat merealisasikan program pengobatan gratis bagi masyarakat miskin.
Momen penyerahan bantuan ditutup dengan doa bersama dan sesi foto, meninggalkan pesan mendalam tentang arti kepedulian, solidaritas, dan kekuatan empati di tengah duka. (Erwin)















