Natuna, SinarPerbatasan.com – Suara gelak tawa bercampur riuh sorak sorai terdengar jelas di tepi Pantai Nirwana, Kabupaten Natuna, Minggu (24/8/2025) siang.
Angin laut berhembus sejuk, memecah teriknya matahari siang, namun semangat para peserta tidak surut sedikit pun. Mereka datang bukan sekadar untuk berkompetisi, tetapi merayakan kebersamaan dalam semarak Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.
Keluarga besar Lanud Raden Sadjad (RSA) Natuna tumplek blek di tepi pantai. Anak-anak berlari kecil membawa gelas plastik, berusaha meniup bola pimpong agar berpindah dengan sempurna. Ada yang berhasil, ada pula yang justru tertawa ketika bolanya tak kunjung bergerak.
“Ayo tiup, jangan menyerah!” teriak para orang tua memberi semangat, membuat suasana makin meriah.
Tak kalah seru, lomba untuk para personel Lanud RSA menampilkan aksi-aksi kocak. Bayangkan saja, prajurit yang sehari-hari terbiasa disiplin dan gagah, kini harus berlari dengan karung sambil memakai helm.
Sorakan penonton pecah setiap kali ada yang terjatuh namun bangkit kembali sambil tertawa. Ada pula lomba estafet bola memakai botol dan memindahkan air dengan corong, yang menuntut kekompakan lebih dari sekadar kecepatan.
Di sisi lain pantai, aroma harum masakan mulai tercium. Lomba memasak antar satuan kerja jadi panggung kreativitas tersendiri. Wajan-wajan mengepul, bumbu ditumis dengan semangat, dan hasil kreasi pun tersaji penuh warna. Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 17/D.I Lanud RSA, Ny. Dewi I Ketut Adiyasa, bersama pengurus, dengan teliti mencicipi satu per satu hidangan sebelum menentukan pemenang.
Walaupun ada juara yang diumumkan, sejatinya tak ada yang kalah. Semua pulang dengan senyum dan rasa kebersamaan. Komandan Lanud RSA, Kolonel Pnb I Ketut Adiyasa Ambara—yang diwakili Kadislog Letkol Kal Fatkur Arifin—menegaskan bahwa lomba ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga cara mempererat hubungan keluarga besar Lanud RSA.
Acara ditutup dengan doa bersama, lalu makan bersama di bawah rindang pepohonan pinggir pantai. Nasi, lauk-pauk, dan canda tawa berpadu menjadi simbol persatuan dan rasa syukur.
“Ini bukan hanya lomba, tapi cara kami merayakan kemerdekaan dengan penuh kebersamaan,” ungkap salah satu peserta dengan senyum bangga.
Di Pantai Nirwana sore itu, semangat nasionalisme bukan hanya terdengar dalam lagu-lagu perjuangan, tapi terasa nyata dalam setiap tawa, peluh, dan kebersamaan keluarga besar Lanud Raden Sadjad Natuna. (Zaki)